Aku Terperangkap lagi dalah penjara waktu lagi
Aku terjerat lagi dalam kepungan arus waktu
Aku tak sudi bertahan, dan bertahan
aku pun tak sudi menunggu, menunggu dan menunggu
Aku tak sudi untuk berharap dan berharap
Karena . . . . . . . .
Harapan saya belum bisa terjawab oleh waktu
Waktu belum bisa berikan jawaban yang pasti
Waktu belum bisa menjawab pertanyaanku
Waktu tak mungkin mengobati kerinduanku ini
Aku tak mampu menunggu menunggu dan menunggu
Akutak mampu menunggu bersama arusnya waktu
Aku tak sanggup menunggu harapanku
Aku tak mampu menunggu impianku
Aku tak mampu menuggu harapan yang belum pasti
Aku tak mampu menunggu harapan yang belum tentu memuaskan hatiku
Tak mampu menunggu harapan yang tak mampu mengobati sumuanya….
aku berharap kamu bisa mengerti. . . . . .
Arnold Belau)*