RIP Sahabatku |
Ini hari yang ketiga. Dua hari
yang lalu sudah kudengar berita yang
sangat membuat hatiku tidak tenang. Berita yang membuat aku sedih. Berita yang
membuat aku pedih. Berita yang membuat hatiku risau. Bahkan berita itu membuat
aku bingung dan bingung. Yaitu berita tentang kepergianmu sahabatku.
Saya tidak percaya. Hati ini
tetap percaya bahwa berita itu salah. Hati ini terus berkata bahwa berita yang
kudengar itu berita tidak benar, berita bohong.
Tetapi, ternyata benar. Kau sudah
pergi dan pergi terus. Takkan kembali lagi. Takkan beretmu lagi. Aku jengkel
denganmu kawan. Kenapa kamu tidak beritahu saya sebelum kamu berangkat. Agar
aku bisa mendengar suaramu agar disaat-saat seperti ini hatiku tetap terhibur
tanpa rasa apa pun.
Kita menjalani hidup ini bersama.
Bahkan jatuh bangun di tempat tidur yang sama. Di alam yang sama. Apakah kamu
lupa cerita tentang masa depan kita yang pernah kami rencanakan bersama.
Sungguh aku kesal. Kesal dengan caramu.
Etapi entalah. Sekarang kamu dan
saya di atmosfir yang berbeda. Kamu dan saya takkan pernah berjumpa lagi.
Keculai ketika ajalku tiba. Aku pastikan akan bertemu kembali denganmu dan aku
akan tersenyum ria ketika bertemu denganmu lagii. Aku akan memelukmu untuk
menghilangkan kerinduan yang lama terpendam dalam hati ini. Menghilangkan bebab
yang membatu dalam fikiran semenjak kau berpindah dunia.
Kini aku mengerti. Dan aku
merelakanmu pergi. Tanpa memberitahu aku, Musa atau pun Sono. Kami sangat kaget
dan terkejut mendengar berita yang penuh dengan sejuta pertanyaan itu. Saat ii
aku sadar bahwa itu memang rencan yang tidak boleh ditolak oleh siapa pun
kecuali sang Pencipta khalik. Karena Dialah yang punya kuasa dan kehendak atas
setiap diri kita.
Hari ini tepat hari yang ketiga.
Dihari ini saya tidak bisa datang langsung ke tempat kami dibesarkan oleh orang
tua kita bersama angin, daun dan alam yang begitu bersahabat dan alam yang
masih alami. Hari ini engkau akan beristirahat di tempatmu.
Sebenarnya hatiku berkata agar
aku harus ikut antar kamu ke rumah tempat beristirahatmu yang baru. Tetapi hal
ini tidak mungkin terjadi dan tidak akan terjadi. Kau menyadari hal itu. Sebab
aku tidak bersayap. Seandainya aku bersayap, sejak aku mendengar berita ini aku
sudah berada disampingmu.
Dan dihari ini, aku ingin meminta
maaf padamu. Karena aku tidak bisa mengatarmu ke tempat istirahatmu. Aku
berharap kamu bisa mengerti kondisi aku saat ini. Dan aku pun mengerti kondisimu.
Hal ini tidak akan membuat aku
melupakanmu begitu saja. Melupakanmu itu cerita mati. Engkau akan tetap hidup
dalam sanubariku. Sejuta peristiwa dan sejuta cerita yang pernah kita lalui
bersama itu takkan terhapuskan dari hatiku ini. Mungkin ketia ajalku tiba,
semua cerita tentang kita itu akan berhenti dan hilang dari hidupku.
Saya ingin mengucapkan sleamat
jalan untuk yang terakhir kalinya padamu di tempat ini. Karena tak mungkin aku
datang kesana dan beri slam terakhir untukmu.
Sahabatku, satu hal yang perlu
kau ingat adalah jagalah “Bunga”mu yang baru tumbuh itu meskipun kau di
atmosfir yang berbeda. Agar dia tumbuh dan kelak ketika ia besar namamu akan
tetap hidup. Dan juga sahabat karibmu yang kau tinggalkan itu. Ibunda
“Bunga”mu.
Akhirnya, aku ucapkan
“JIAPIA SALJU MONI SANI SELAMAT
BERISTIRAHAT, BERISTIRAHATLAH DENGAN DAMAI DI TEMPAT YANG BARU UNTUKMU. SEMOGA
ARWAHMU DITERIMA OLEH ALLAH SANG PELUKIS DAN PENCIPTA YANG PUNYA KUASA ATAS
LANGIT DAN BUMI INI. JUGA SEMOGA ARWAHMU DITERIMA OLEH-NYA DI TEMPAT YANG BAIK
PULA”.
Arnold Belau
Dia yang memberi, dia pula yang berhak untuk mengambilnya kembali..... belum pernah saya bertemu denganmu tapi saya yakin dirimu pasti orang yang baik dan selalu ceria... selamat jalan dik, moga engkau tersenyum di sisi kanan Poyamee.....!!
BalasHapusTurut berduka adikku..
BalasHapusMemang benar, semua akan kembali berpulang kepadanya...
Salam.
Amakaneee Anii Selamat Jalan semoga Diterima OLeh Bapa Yang Maha Kuasa.
BalasHapusya Bapa Tabakan & Kuatkab Adik, Kaka, Bapa & mama yang ditinggalkan Serta Kerabatnya.
IPMMO Jakarta Turut Berduka Cita