Krismas Bagau : Foto Ist |
Gambaran umum
situasi Papua mengalami budaya membisu, diam dan takut melihat situasi Papua.
Kadang orang bertanya mengapa terjadi pembunuhan? Dimana letak persoalan
sebenarnya? Pertanyaan sederhana namun menyakitkan ketika orang pertanyaan
seperti ini. Akal persoalan yang terjadi seluruh tanah Papua adalah orang Papua
ingin menjadi tuan di negerinya sendiri. Mengapa ingin menjadi tuan di
negerinya sendiri, karena pemerintah Indonesia mempunyai agenda besar dalam
jangka panjang dan jangka pendek. Jangka panjang seperti kepentingan politik,
ekonomi, keamanan dan lebih parah lagi pemusnaan etnis Melanesia terjadi di
tanah Papua secara sistematis dan struktural. Hal tersebut di kemas dalam
pembangunan nasional.
Dalam
penderitaan orang Papua banyak orang, dalam hal ini penguasa,para elit politik
dan tentunya orang-orang binaan NKRI menari-nari atau berdansa-dansa di atas
penderitaan orang Papua. Sementara sumber daya manusia dan sumber daya alam
diexploitasi atas nama NKRI. Contoh: ketika Musa telah dewasa, ia keluar
mendapatkan saudara-saudara nya untuk melihat kerja paksa mereka, Dilihatnya
seorang Mesir memukul seorang Ibrani, seorang dari saudara-saudaranya itu. Ia
menoleh ke sana-kesini dan ketika melihatnya tidak ada orang dan Musa membunuh
orang Mesir itu dan disembunyikannya mayat itu dalam pasir (keluaran 2: 11-12)
Dengan melihat
persoalan ini, saudara-saudari yang tidak tahu Tanah Papua mengatakan bahwa di Papua
terjadi banyak pembunuhan. Memang tidak bisa menyangkal eksistensi ini sebagai
budaya NKRI terhadap tanah Papua yang terjadi penangkapan, pembunuhan secara
terstruktular .
Bukan itu saja, ketika
orang Papua menyuarakan aspirasi mereka agar martabat dan harga diri orang Papua
dihargai, sedang dan terus menyuarakan suara bagi kaum yang tidak bersuara .
Kebebasan dihadang untuk berdemonstrasi minta kebebasan dan meminta
kesejaterahan namun diperhadapkan dengan moncong senjata dan diadili dengan hukum serta dijerat pasal maker. Sementara
kebebasan berdemonstrasi dijamin oleh UU
yang notabenenya UU yang dibuat oleh Negara Indonesia sendiri untuk
menyampaikan pikiran atau pendapatnya tetapi tidak membuka peluang oleh NKRI.
NKRI maunya berada dalam penjara ketakutan, kegelapan masa depan, eksproitasi,
diskriminasi budaya bisu dan takut menyelesaikan persoalan Papua.
Pemahaman ini
salah. Pada hal yang menciptakan sumber konflik di tanah Papua adalah
pemerintah Indonesia dalam hal Ini TNI/Polri yang mengacaukan situasi tanah Papua
demi kepentingannya sendiri.
Juga di Papua
dikenal dengan DOM (Daerah Operasi Militer), dan TBO yang singkatannya Tenaga
Bantuan Operasi diturunkan ke Papua. Ini semua mengingkatkan kepada orang luar
yang tidak tahu tentang Tanah Papua dan sering mengatakan pembunuhan terus
terjadi karena malam menjadi keheningan yang meyelimuti dalam ingatan masyarkat
Papua. Rentetan demi rentetan tembakan terus terjadi di tanah Papua menjadi
saksi bisu ketika melihat kenyataan yang terjadi di mata orang Papua.
Keadilan sejati
hanya ada pada Allah seluruh sekalian alam. Karena itu manusia wajib menyatakan
dirinya dalam kebenaran dan keadilan sejati itu. Agar sanggup mengaktualisasikan
martabat dan hakekat eksistensialnya sebagai manusia diantara sesama, tetapi
juga sebagai hamba dihadapan Sang Pencipta.
Bisa melihat
perlakuan pemerintah pemerintah kepada orang Papua seperti pembodohan, pemiskinan,
diintimidasi, diteror atas nama
pembangunan nasional adalah salah satu pelanggaran HAM.
Maka perlu
bertindak demi nasib masa depan anak cucu Papua. Supaya dapat memperoleh
kemerdekaan dalam arti kesejaterahan yang sejati, sesuai visi dan misi otonomi
khusus ditanah Papua dari sisi lain juga.
Ini semua
merupakan sebuah perjuangan untuk
mencapai fundamental dan hakiki. Sebuah pencapaian yang dibutuhkan ialah
sejarah pembuktian bahwa kehidupan problematika kehiduapan masyarakat Papua
terletak pada akar masalah yang terus dialami sehingga pemahaman orang luar Papua
bahwa Papua terus terjadi pembunuhan. Pembunuhan itu sebenarnya dilakukan oleh TNI/Polri
yang memback up agar kkonflik antar orang Papua terjadi. Hal ini tidak pernah dipikirkan namun yang disalahkan
adalah orang Papua.
Jadi inti
persoalan tentang pembunuhan yang terjadi di Papua itu adalah pihak ketiga yang
intervensi kedalam. NKRl-lah yang menjadi aktor utama dalam seluruh kehidupan
orang Papua demi mengeksploitasi sumber daya alam dan manusia Papua. Kemudian
bagi masyarakat Papua tidak pernah merencanakan suatu kegiatan Pembunuhan.
namun ini semua terjadi kepentingan pihak ketiga yang menciptakan lahan bisnis
yang terstruktul dan sistematis sehingga kondlik antar orang Papua itu bisa terjadi.
Oleh : Krismas Bagau
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Kawan, Tinggalkan ko pu Komentar Disini.....