Senin, 24 Desember 2012

Surat Untuk Ayah Tercinta di Surga

Arnold Bela, Foto: Dok Pribadi
Selamat berjumpa ayah. Berharap ayah baik-baik dan sehat-sehat saja disana. Ayah, sudah 9 tahun kita tidak Natal besama. Bahkan semenjak kepergianmu ke dunia kedua pada lima tahun yang lalu membuat saya harus ada perasaan iri kepada mereka yang masih mendapat kasih sayang dari ayah mereka di saat-saat seperti ini.

Ayah, hanya aku ingin sampaikan selamat Natal untuk Ayah. Saya menulis sepangkal surat yang berisikan sederetan hufuf dan kalimat yang menyatu dan membentuk sebuah paragraf yang punya makna dan arti.
Ayah, jujur dari hatiku yang paling dalam, Saya rindu Bapak. Jadinya saya teringat Natal terakhir bersama Ayah di tahun 2006 di dusun tercinta.


Dimana pada tahun 2006 itu Natal terakhir yang saya rayakan bersama keluarga disana. Di kampung tempat saya dilahirkan oleh bunda tercinta dan dibesarkan dalam kasih sayang dari Ayah dan Ibu terkasih.
Saat ini, saya merayakan natal sendiri di tempat ini. Di Jayapura. Di rantauan. Rasanya piluh hati ini. Rasanya malas. Bahkan iri hati. Karena tak merayakan Natal bersama dengan semua orang yang saya kasihi dan cintai.

Sebab, di dunia ini hanya Ayah dan Ibu yang paling saya cintai, kasihi dan sayangi. Sebab Ayah dan Ibu adalah orang hebat yang Tuhan kirim untuk saya agar saya ada dititipkan oleh Yang Maha Kuasa kepada Ayah dan Ibu agar dibesarkan dan di lestarikan dalam kasih sayang Ayah dan Ibu sebagai orang tua saya. Satu hal yang harus saya akui, Ayah dan Ibu adalah orang hebat di belahan bumi ini untuk saya.

Ayah, sejujurnya saya ingin agar Ayah bersama-sama dengan saya mala mini merayakan maalam kudus bersama serta bersenang-senang serta bergembira karena Kristus sang juru selamat datang ke dunia.

Untuk itu, Ayah saya mohon maaf karena saya belum sempat ucapkan selamat dan meminta maaf atas segala perbuatan saya yang membuat dirimu marah, kecewa, sedih bahkan sampai jengkel dan membuat ayah harus pukul saya atas kelalaian saya.

Demi semuanya itu, di hari Natal yang bahagia ini dengan rendah hati saya memohon pengampunan dan meminta maaf pada engak, Ayah.

Terakhir, saya ingin bertemu dan berbicara sepuas mungkin. Apaka itu bisa terjadi? Apakah Ayah bersedia?
Walaupaun engkau di dunia yang beda dengan saya saat ini, saya ingin sampaikan dan ucapkan “SELAMAT NATAL UNTUKMU AYAH TERKASIH”.

Barangkali hanya ucapan itu yang bisa saya lantunkan untukmu, Ayah. Berharap engkau membaca surat ini.
Meskipun Ayah sudah tiada di dunia ini, saya percaya bahwa jika akhiratku tiba, saya akan bertemu dengan Ayah dan saling bercanda serta bergurau bersam sambil saling membagikan cerita-cerita gila di dunia ini, kelak. (Arnold Belau)

Untuk Ayah Tercinta di Surga.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kawan, Tinggalkan ko pu Komentar Disini.....