Selasa, 22 November 2011

Romo Tito Motivatorku


Romo Tito adalah motivator dalam hidup saya. Ia adalah orang paling berjasa dalam hidup saya. Seandainya tidak ada Romo Tito di SMA Adhi Luhur Nabire, mungkin saya sudah putus sekolah dari SMA kelas x (satu). Beliau adalah guruku. Beliau adalah orangtuaku. Beliau adalah motivatorku. Beliau adalah orang yang paling berjasa dalam hidup saya. Banyak sekali perjuangan yang beliau tempuh hanya untuk diriku.

Saya mengenal Romo Tito ketika saya menjadi siswa Adhi Luhur pertengahan tahun 2007. Awalnya saya kurang dekat dengan Romo. Kurang lebih selama enam bulan bahkan lebih dari itu saya diserang oleh malaria. Saati itu saya tinggal di Asrama Teruna Karsa, asrama milik Yayasan dan asramanya tidak jauh dari sekolah. Saat itu Romo menjadi moderator di sekolah sekaligus menjadi rector asrama teruna karsa. Saat itu saya benar-benar tidak bias bertahan lagi untuk sekolah karena malaria menyerang saya, sehingga untuk konsentrasi pada kegiatan-kegiatan di sekolah dan asram sangat susah yang hanya bisa bergulat dengan malaria.
Saya terus berjuang mancari jalan keluar untuk sembuh dari malaria yang terus menyerang saya. Saat itu saya tidka jalan sendirian. Romo selalu menjadi pendorong. Romo selalu berusaha agar saya mendapatkan pendidikan formal disekolah agar tidak ketinggalan dari teman-teman saya yang lain.
Meskipun saya sedang sakit, saya selalu berusaha untuk pergi ke sekolah dengan mengenakan jacket yang besar, jacket itu pemberian pak Aggiat guru Seni semester satu saat saya kelas X (satu) di Adhi Luhur. Samapi disekolah untuk mendapatkan penjelasan dari guru tetapi kadang-kadang saya harus pulang karena malaria menyerang saya. Saya tidak langsung pulang ke asrama tetapi Romo beritahu saya supaya pergi ke Klinik Santo Rafael di bukit meriam. Setiap kali berobat di klinik santo Rafael, perawat dan dokter selalu katakan tidak usa bayar biaya pengobatan karena Romo Tito sudah bayar. saya tidak tahu usaha Romo dan saya selalu berfikir dan bertanya dalam diri saya, Romo itu siapa dan saya ini siapa sehingga Romo peduli terhadap saya?
Saat saya hendak pindah sekolah ke intan jaya karena kesehatan tidak menjamin syaa untuk bertahan di adhi luhur. Pada saat saya bersama orang tua wali saya ke sekolah untuk memintah surat pindah Pak Jhon dan Romo Tito mengatakan tidak usah pindah sekolah, lihat perkemangan dulu. Masih terukir dalam hati dan pikiran saya, Romo pernah mengatakan pada saya saat saya hendak pindah “Belau…..ko tidak usa pindah dulu, nanti lihat perkembangan lagi barang dua atau tiga minggu kedepa, kalo memang tidak bisa barulah kamu boleh pindah sekolah” sedangkan big boss Pak Jhon pernah mengatakan “Arnold kamu jangan pindah, saya rasa keberatan kalo ko pindah dari adhi luhur karena saya kwatir ko tidak dapat pendidikan seperti di adhi luhur”. Akhirnya saya dan orang tua wali saya menyetujuinya. Lalu memilih untuk tinggal beberapa minggu d Adhi Luhur sambil mengikuti dan melihat perkembangan. Agar jika tidak ada perubahan pilihannya adalah pindah sekolah tetapi jika ada perubahan pilahannya masih tetap di Adhi Luhur.
Wah……ternyata setelah dua minggu lewat, ada perubahan bersar. Perubahannya adalah sembuh sakit meskipun tidak 100%. Dan ini saya sangat kaget. Itu mukzijat (dalam hati). Pak Jhon dan Romo luar biasa, kedua beliau hanya menyuruh saya untuk tinggal lalu sakit sembuh ini luar bisa sekali. Akhirnya saya tidak jadi pindah sekolah dan saya masih tetap Adhi Luhur.
Setelah naik ke kelas XI (dua), orang tua saya sedang kewalahan utnuk membiayai pendidika saya karena kakak saya sudah mau wisudah sehingga orang lebih memperhatikan kakak saya dari pada saya, sehingga saya selalu berfikir dan berfikir apakah saya masih bisa bertahan di Adhi Luhur apa tidak? Dari situ semangat saya untuk belajar makin kurang karena fikiran. Saat itu saya selalu berdoa terus menerus agar saya diberi jalan keluar.
Saat itu Romo minta saya untuk buat e-mail saya. Saya tidak tahu maksud Romo. Untuk mengoperasikan computer saja masih tidak bisa (saat itu) lalu Romo bilang saya harus buat e-mail. Dengan percaya diri saya membuat e-mail di google. Romo bantu saya membuat e-mail dan akhrinya jadi juga. Habis itu dua teman saya juga diminta oleh Romo untuk buat e-mail tapi yang bantu damping kedua teman saya itu adalah saya sehingga meskipun saya tidak tahu saya mencoba mendampigi kedua teman dan pada akhirnya e-mail kedua teman saya jadi juga. Mereka adalah Agustian Tatogo dan Maria M Kudiai. Romo katakan kalian dapat beasiswa dari PKKA (Perksekutuan Kasih Kristus Arizona). Mendengar itu ya heran terdiam, dan kaget (tanda gembira) saya tidak berkata-kata lagi selain bersyukur pada Tuhan yang sudah mengabulkan doa saya melalui Romo. Dan saya bilang pada Romo, terimaksih banyak Romo. Dari beasiswa itu saya terima selama dua tahun dan seama dua tahun uang sekolah saya di bayar dari beasiswa itu sehingga bebab orang tua saya jadi ringan. Dan akhirnya saya bertahan di Adhi Luhur sampai selesai. Terimaksih banyak Romo. Romo adalah orang yang paling berjasa dalam hidup saya.
Romo Tito benar-benar mencintai anak-anak papua. Romo benar-benar orang yang sangat prihatin dengan pendidikan di papua. Romo Tito adalah Orang yang sangat Luar Biasa. Tak ada satupun yang bisa kubalas Romo, selain saya berdoa kepada Tuhan agar Romo selalu diberi umur yang panjang, kesehatan yang baik dan sukses dalam melayani Tuhan.


Arnoldus Belau