Kelompok SBM Koa Iu Pipua |
Intan
Jaya--- Kami ingin mengangkat kembali dan melestarikan budaya Migani
melalui pekerjaan merawat dan membuat ala-alat budaya Migani.
Hal ini
dikatakan ketua Kelompok Usaha Budaya Migani (KUBM) ‘Koa iu Pipua’, Agnes Kobogau ketika ditemui media ini di tempat kerja kelompok usaha budaya Migani pada Jumat (9/8) di kampung Bilogai, Sugapa, Intan
Jaya, Papua.
Agnes
Kobogau menjelaskan, “tujuan utama kami
membentuk kelompok usaha budaya yang kemudian kami beri nama ‘koa iu pipua’ ini adalah karena kami
melihat budaya Migani terutama benda-benda budaya Migani perlu dirawat, dijaga
dan dilestarikan sebab jika dibiarkan tanpa dipelihara dan dilesarikan
benda-benda budaya Migani yang baik dan kaya itu akan semakin hilang dan dan
bahkan punah dan hilang tanpa jejak,”jelasnya.
Dan juga,
lanjut dia, “kami merasa penting untuk kami lestarikan agar kelak anak cucu
kami pun tahu budaya Migani sehingga kelak mereka pun dapat melakukan hal yang
sama seperti kam lakukan yakni menjaga dan melestarikan budaya Migani terutama
benda-benda budaya Migani,”tambahnya.
“Kami tidak
hanya melakukan usaha pelestarian budaya Migani dengan membuat benda-benda
budaya tetapi juga kami melakukan perawatan terhadap benda-benda budaya Migani
serta disamping usaha budaya itu kami juga melakuka usaha bertani dan menanam
sayur-sayur untuk dijual”jelasnya lagi.
Benda-benda
budaya yang kami sedang usahakan untuk buat adalah, Mbole Ombo (Baju Perang), Igi
(tikar), miga igi (koba-koba), jembelo pa ombo dan miga ombo (Noken dari kulit kayu), domepa ombo (noken anggrek), gosaga
(koteka, pakaian adat laki-laki), sabo
(cawat, pakaian adat perempuan), begatiu
(alat-alat perhiasan), pii (ikat
pinggang perempuan), kobe (gelang)
dan benda-benda budaya yang lainnya.
“Semua
benda-benda yang kami buat itu bahannya kami peroleh dari hutan dan kami olah
sendiri dan kemudian kami sendirilah yang membuatnya agar benda-benda budaya
itu jadi dan proses membuatnya itu butuh waktu yang cukup lama mulai dari
mengambil bahan mentah di hutan, kemudian menjadi bahan setengah jadi dan
setelah itu kami bagi dan membuat benda-benda budaya itu,”terangnya.
“Kami
memulai kegiatan ini atas inisiaif kami sendiri sejak tahun 2010 hingga
sekarang dan sampai saa ini KUBM Koa Iu
Pipua memiliki anggota 20 orang yang terdiri dari 5 laki-laki dan sisahnya
adalah perempuan,”jelas Agnes yang juga adaah ketua koperasi wanita tambu.
“koa iu pipua berarti penanam buah pandang dan koa iu pipua itu adalah kus-kus yang
menjadi ibu bagi semua jenis kus-kus yang ada dan hidup di hutan papua yang postur
tubuhnya kecil dan mungil dan ia rajin bekerja untuk semua jenis kus-kus di
hutan. Kami beri nama koa iu pipua itu dengan alasan agar dapat mengikuti
teladan dari kus-kus kecil yang rajin bekerja demi banyak kus-kus sehingga kami
ingin bercermin dari kus-kus koa iu pipua
dan nyatakan hal itu dalam melakukan pekerjaan kelompok kami dan kami
memualinya dari hal-hal yang mudah dan kecil,”jelasnya. **AB